By : Yoyo Susilo
Banyak yang bilang budaya, watak atau memang bandel. Itulah cerminan warga +62 yang terus diwariskan ke generasinya. Termasuk di dalamnya ada pemerintah dan para pejabatnya ya.
Kebiasaan itu kini sedang di uji virus mematikan. Iya, Virus Corona atau Covid-19 namanya. Wabah ini telah menyerang seluruh penjuru dunia termasuk bangsa Indonesia.
Ratusan ribu orang terjangkit. Puluhan ribu pasien meninggal. Corona telah menghacurkan dunia.
Amerika, Italia, Spanyol, Cina dan Negara Besar lainnya tak mampu hadapi serangan virus ini.
Kini Corona telah masuk Indonesia. Apa sikap masyarakat dan pemerintah?
Karena bisa di bilang tidak pernah terjadi suatu bencana atau musibah. Terutama warga di daerah tertentu. Sudah bisa dipastikan jawabannya. Biasa saja, Satuy, di buat bahan bercandaan. Di bisniskan. Ya itu. Budaya kita.
Tapi masih ada nilai positif ya. Masyarakat yang seperti ini biasa tidak panikan dan sangat tenang. Hehehe…
Tapi sebagai ada yang serius menanggapinya. Patuh dengan semua aturan pemerintah. Tapi tetap ada nilai negatifnya. Panik. Mau ngapa-ngapa takut. Kadang sangking takut, basing-basing membagikan informasi. Padahal itu Hoax. Ini juga budaya kita. Hehehe…
Kedua sifat budaya ini sering bersitegang. Bertengkar di media sosial. Berdebat tanpa tahu kebenaran informasi. Tidak mau mengalah. Dan ujung-ujungnya saling hujat. Hmmmm warga +62. Memang luar biasa.
Itu untuk warganya. Bagaimana dengan pemerintahnya?. Mungkin tidak jauh beda. Karena tidak pernah mengalami suatu bencana. Khusus untuk daerah tertentu ya…
Adanya virus ini di Indonesia. Wilayah di daerah telah mengucurkan miliar rupiah. Untuk penanganan, pencegahan dan kegiatan.
Budaya pemerintah tetap sama. Kok bisa sama!. Mungkin pendapat bisa di terima.
Kenapa sama? Iya sama. Ingin cari untung. Bisa di korupsi. Minta fe. Dibagi-bagi. Dan lainnya. Ini semua ada alasannya ya. Dan kebiasaan dan budaya lah alasannya.
Tapi biasanya ini adalah budayanya oknum. Tapi oknumnya rame-rame. Hehehe…
Padahal kalau dilihat. Indonesia sudah temukan 1046 kasus positif. 87 orang meninggal. Setiap harinya terus bertambah.
Tapi namanya budaya. Susah untuk merubahnya.
Seharusnya, sudah mulai belajar dari Cina. Tempat dimana virus ini pertama kali menyerang manusia.
Belajar dari Italia, Spanyol, Amerika dan negara hebat lainnya. Mereka saat ini masih berjibaku melawan Corona. Dan masih kalah.
Semua lapisan masyarakat saling bekerjasama. Dunia mulai panik. Negara kuat di buat kocar-kacir. Kenapa kok di negara kita masih biasa saja. Ya, budaya itu alasannya.
Padahal mudah banget loh kalau cuma ikuti aturan pemerintah. Cuma di suruh untuk tidak kemana-mana, di rumah saja. Enak to.. enggak di berat kan. Sangat gampang.
Tapi kembali lagi. Namanya budaya. Banyak protes, “kalau enggak boleh kemana-mana, anak istri saya makan apa. Keluar saya gimana”. Kebanyakan begitu tanggapannya.
Tapi masuk akal juga sih. Pemerintah juga belum bisa menjamin sih kehidupan mereka selama di rumah. Coba kalau sudah. Pasti banyak yang nurut.
Tapi tidak sedikit juga yang mau ikut aturan itu. “Kapan lagi bisa selamat negara Indonesia hanya diam di rumah”. Prediksi saya, masyarakat yang seperti ini golongan menengah ke atas ekonominya. Dan yang jelas tidak punya utang ataupun cicilan.
Dari semuanya itu kesimpulannya adalah semua tidak akan gampang untuk di rubah. Kecuali memang sudah mengalami sendiri.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Kian hari terus bertambah kasus. Bahkan sudah menyebar ke wilayah daerah di Indonesia.
Jangan sepelekan hal ini, semua pemikiran harus di rubah. Saat kita bersama-sama menyelamatkan Bumi Pertiwi. Demi semua. Untuk Indonesia.
(Opini)
Discussion about this post