Rasanya seantero Bandarlampung, semuanya pasti sudah pernah main ke Tempat Pelelangan Ikan, Lempasing. Kawasan paling highly recommended buat cari ikan. Ikan segar banyak, ikan olahan alias ikan asin juga ada.
Tadi siang, Bung dolop mampir ke kawasan pengolahan ikan asin di Lempasing. Parkir mobil di TPI, naik perahu dayung sekitar 10 menit.
Melihat ikan-ikan dijejer di atas jemuran bambu. Ikan teri banyak, bahkan ada tongkol juga. Cicip sedikit, ternyata enak sekali rasanya bahkan sebelum kena bumbu, sambal apalagi sayur asem.
Berikutnya di sana boleh melihat ikan-ikan sedang direbus dengan air mendidih di atas tungku api kayu. Aromanya sudah ikan asin sekali. Sedap menerbit liur.
Di sana, Bung dolop ngupi dengan Ketua Kelompok Nelayan Pengolah, Pak Suwarno. Senioren dengan jambang beruban, suaranya tenang, berat dan ajeg. Terasa sekali kedewasaannya.
“Bung dolop kan? Yang waktu itu podcast dengan Mas Ganjar Pranowo?” Geer langsung membuncah, ternyata ada juga yang nonton ngobrol kasualku dengan Ketua Umum Kagama di Warkop WAW itu. Uhhukk.
Kami berbincang santai, tetapi sesirat kesah dan galau tertangkap ketika Suwarno menunjukkan foto-foto anak dan isterinya. Kelompok Nelayan-nya sedang ada persoalan.
Keluh-kesah coba kami paparkan dalam siniar sekitar dua puluh menit saja. Intinya sederhana, kalau akses jalan darat dibuka, delapan puluhan nelayan pengolah di Lempasing akan bahagia. Mereka butuh dukungan, butuh pendampingan, butuh dimediasi dengan pihak perusahaan yang menutup akses. Sesederhana itu kan ya.
Semoga ada solusinya segera. Aamiiin.(Rls)
Discussion about this post